orientasi perempuan lesbian

lesbi

Ada beberapa penyebab mengapa seorang perempuan akhirnya bisa memiliki orientasi menyukai sesama jenis. Salah satu penyebab adalah pernah disakiti oleh laki-laki.

Pertanyaan yang umum terlontar di dalam masyarakat tentu apakah mereka bisa normal kembali? Bahkan, beberapa perempuan lesbian pernah ‘curhat’ pada saya. Umumnya, mereka pernah disakiti oleh seorang laki-laki, lantas mereka trauma pada hubungan itu dan mencari sesama perempuan untuk mencurahkan kasih sayang. Selain itu, ada beberapa pertanyaan yang mereka ajukan. Yang paling pokok adalah apakah lesbian termasuk ‘penyakit’ menular dan bisakah dinormalkan kembali?

Saya akan menegaskan bahwa lesbianisme bukanlah penyakit. Tentu saja lesbianisme tidak akan menular. Yang sering terjadi jika seorang perempuan menikmati hubungan semacam ini, apalagi sudah pernah melakukan hubungan intim dan orgasme, keterikatan jiwa akan timbul. Bila sudah terikat, akhirnya jatuh cinta.

Salah satu jalan yang terbaik dan tidak semakin larut dalam lesbianisme adalah berpisah. Bila perlu seorang perempuan yang ingin normal kembali harus pindah kota sehingga tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan pasangan lesbinya. Harus diingat, bila seorang perempuan bertemu dengan pasangan lesbinya, mereka pasti akan saling tergoda untuk melakukan kontak seksual. Akibatnya, mereka bisa kembali kepada hubungan yang lama.

Seorang perempuan yang memang memiliki kecenderungan normal (heteroseks) jelas akan mudah melupakan teman lesbinya. Di tempat yang baru, perempuan normal ini sebaiknya mulai bergaul dengan lawan jenis. Akan sulit jika seorang perempuan memiliki orientasi lesbian. Dia akan tetap mengingat dan mencintai pasangannya. Bisa jadi, dia akan tetap mencari wanita lain sebagai pasangan.